Perkuat Kerja Sama dengan UEA, Pertamina Perkokoh Ketahanan Energi
Indonesia terus mengambil langkah ke depan. Pembangunan yang dilaksanakan bukan hanya berpatok pada pengetahuan lama yang ajeg, dan juga berisi beberapa hal baru. Sebab dunia terus beralih serta tehnologi bertukar. Karena itu, Indonesia pantas menimbang beberapa temuan baru yang terlebih dulu sudah ditingkatkan di beberapa negara lain.
Kerja sama yang selanjutnya diiringi dengan persetujuan pindah tehnologi umum dilaksanakan. Sebab semasing negara punyai kelebihan serta kekurangan. Karena itu terjadi share pengetahuan dalam rangka usaha. Hal tersebut juga yang barusan dilaksanakan oleh Kementerian BUMN dengan perusahaan punya Uni Emirat Arab (UEA).
Lawatan itu dilaksanakan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi semenjak Jumat 20 Agustus 2020. Ke-2 negara tengah lakukan pendekatan kerja sama dalam beberapa bagian, diantaranya bagian energi.
Dalam satu pertemuan wartawan virtual, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, seperti diambil CNNIndonesia.com pada Sabtu 22 Agustus 2020 menjelaskan, "Bahasan dilaksanakan untuk tindak lanjut lawatan Presiden Jokowi pada Januari lalu."
Indonesia serta UEA meneruskan bahasan kerja sama Pertamina dengan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc). Kerja sama ini penting untuk ketahanan energi Indonesia di waktu akan datang. Dalam persetujuan itu ke-2 perusahaan sudah tanda-tangani kontrak pengadaan LPG sejumlah US$270 juta.
UEA ialah negara yang sudah eksper dalam meningkatkan energi migas mereka. Walau demikian, negara ini mulai melirik pemakaian energi baru terbarukan (EBT). Itu dikarenakan mereka lihat jauh ke depan. Warga di dunia telah mulai mengambil langkah ke bagian baru dalam soal energi. Walau memanglah belum dapat tinggalkan sumber energi fosil seutuhnya, tetapi mereka terus bereksperimen, karena tidak ingin tertinggal kereta.
Hal penting yang lain sedang diulas disana ialah tentang perlakuan epidemi Covid-19. Karena UEA termasuk juga negara yang dapat mengatur penebaran virus itu secara baik. Ditambah lagi epidemi sudah lemahkan perekonomian, kerja sama dengan itu dilaksanakan dalam rencana untuk sama-sama memperkuat perekonomian semasing negara.
Indonesia memang tidak bisa berdiri dengan sendiri, ditambah lagi menjauh dari keramaian bangsa internasional. Untuk sisi dari komune dunia, telah sewajarkan negara besar ini memperkuat jalinan serta terus meningkatkan diri. Dalam soal energi contohnya, Pertamina telah seharusnya mengikuti beberapa negara lain dalam meningkatkan energi mengarah energi yang ramah lingkungan.
Karena kecondongan warga internasional bermufakat, untuk menangani pemanasan global dalam Paris Agreement yang diberi tanda tangan di tahun 2015. Persetujuan itu ialah cerminan dari tekad umat manusia untuk melakukan perbaikan kerusakan alam yang dikarenakan oleh tangan-tangan mereka. Indonesia, dalam ini Pertamina, telah selayaknya bila ikuti arus perkembangan yang serupa.